Rabu, 11 April 2012

ANDRAGOGI

BAB II
PEMBAHASAN
PRINSIP PENDIDIKAN ORANG DEWASA
1. Mengembangkan sikap, idealisme, minat.
a. Pengertian
1. Sikap
Istilah sikap adalah perasaan seseorang  terhadap orang lain, ide, lembaga, fakta dan lainnya.Program pendidikan pada umumnya mengembangkan sikap fositif terhadap hal yang baik menurut norma yang berlaku di masyarakat.Sebaliknya,mencoba mengembangkan sikap negative terhadap tindakan amoral,pelanggaran hukum,kekejaman,ketidak jujuran,hipokrip,dan prilaku anti social lainnya.sikap tidak dapat di ajarkan secara langsung seperti fakta,namun biasanya diajarkan secara tidak langsung melalui contoh,bacaan,dan kegiatan yang baik. Hukum akibat mungkin dapat di terapkan dalam mengembangkan sikap ini.
2. Idealisme
Idealisme adalah suatu standar kesempurnaan yang di terima oleh individu atau kelompok.Idealissme cendrung bersipat subjektif,tetapi nyata dan sangat penting dalam pendidikan ananak-anak maupun orang dewasa.Prinsip utama dalam mengajarkan idealism adalah bahwa peserta didik harus mengetahui idealisme melalui bacaan,diskusi,pengamatan,dan bimbingan.Idealisme yang sangat perlu di tanamkan  pada generasi muda Indonesia adalah kejujuran,kedisiplinan,etos kerja,dan kebersihan yang dirasa masih blm diresapi sepenuhnya.

3.  Minat
Minat merupakan keinginan yang datang dari hati nurani untuk ikut serta dalam kegiatan belajar. Makin besar minatnya makinbesar semangat dan semakin besar hasil kerjanya. Minat yang permanen merupakan hasil yang paling bernilai dalam semua pendidikan . saran berikut ini akan sangatmembantu dalam mengembangkan minat sementara maupun minat permanen.
a.       Pembimbing atau pendidik harus menunjukkan antusias yang tulus untuk menyukseskan kursus dan  kegiatan pendidikan lain.
  1. Peserta didik harus diberi kesempatan untuk mengetahui secara jelas melalui jalan pikirannya sendiritentang subyek yang dipelajari , kegiatan yang dilakukan akan membantu mereka secara pribadi dalam kehidupan sehari-hari atau membantu masyarakat secara keseluruhan.
  2. Peserta didik harus memperoleh pengetahuan pokok yang berhubungan dengan topic yang dipelajari dan harus mempunyai pengertian yang jelasmengenai hubungan antara topic dengan pengetahuan utama tersebut.
  3. Pengetahuan yang terkaittersebut harus dibiarkan berkembang selama kursus.
2. Pengetahuan Mengajar
Pengetahuan tidak mungkin diajarkan semuanya. Sebaliknya, rumus yang rumit, daftar nama yang panjang, table yang banyak dan data yang jarang digunakan biasanya dapat ditemukan pada buku pedoman, ensiklopedia, kamus, tidak perlu diingat secara permanen.
Cara memperoleh ingatan yang permanen:
a.       Kembangkan rasa tertarik yang kuat dan bertahan lama terhadap suatu subjek secara keseluruhan maupun pada bagian pentingnya.
b.      Dapatkan pengertian sejelas mungkin dari setiap bagian subjek tersebut.
c.       Tempatkan proses belajar sejalan dengan pola pikir peserta sedapat mungkin.
d.      Berikan problema atau pertanyaan yang berhubungan dengan hal-hal yang di terapkan. Praktikkan jika memungkinkan,sampai dengan tingkat pengembangan kemampuan yang nyata.tujuan khusus dari ranah kognitif tidak hanya menghafal pengetahuan, tetapi memaham nakannya dalam analisis, sistesis, dan evaluasi.
e.       Pertahankan  pengetahuan yang telah di pelajari dangan sekali-kali menanyakan dan menerapkannya dalam situasi  baru.
f.        Berikan ilustrasi visual atau gambar tentang apa yang di ajarkan.
3. Mengembangkan Kemampuan
a. Mengembangkan Kemampuan menilai atau Mempertimbangkan
Dalam mengembangkan kemampua atau mempertimbangkan, tahap berikut ini sebaiknya digunakan (morgan,etal,1976)
1. pilih situasi tertentu yang akan dinilai dan dianalisis
2. persiapkan peserta didik atau pelajar
3. tentukan criteria dan standarnya,beribobot pada masing-masing kriteria
4. peserta didik harus menggunakan criteria tersebut terhadap jumlah kasus dan beritahukan cara menilai nya
5. instruktur maupun peserta didik harus selalu ingat bahwa latihan dalam menilai atau mempertimbangkan tampa pengertian dan penerapan perinsip adalah sia-sia.
6. minta peserta didik berlatih membuat penilaian,dibawah bimbingan                      instruktur,samapi ia mampu membuat penilaian dengan baik.
b. Mengembangkan kemampuan manipulatif atau psikomotor.
Tehnik yang baik telah dikebangkan oleh guru perdaganagan dan indutri untuk mengembangkan kemampuan manipulatif. Walaupun metode ini sangat baik untuk mengajar kemampuan manipulative,namun tidak seharusnya digunakan sebagai metode umum untuk semua pengajaran sebagai mana banyak orang mencobanya.
c. Mengembangkan kemampuan memencahkan masalah
menurut pendapat pidarta(1988) langkah pemecahan ,masalah sebagai penyempurnaan finch(1982) dan Cunningham(1982) sebagai berikut:
(1).mengidentifikasi masalah,(2).mengumpulkan informasi/data yang relevan dengan masalah,(3).membuat alternatif pemecahan ,(4).menjelaskan konsekoensi setiap alternatif ,dan(5).memilih alternatif yang terbaik.
Dari beberapa pendapat tentang langkah pemecahan masalah  tersebut ,walaupun istilanya berbeda-beda secara umum dapat disimpulkan bahwa langka yang harus ada dalam setiap pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
1.      Pengenalan problema.
2.      Buat daftar kemungkinan pemecahan masalah atau hipotesisnya
3.      Kumpulkan semua fakta yang tersedia yang dapat mendukung setiap atau semua pemecahan masalah tentative.
4.      Organisasikan dan pertimbangkan semua fakta yang mendukung dan yang tidak  mendukung pemecahan tentative tersebut
5.      Tetapkan kesimpulan tentative
6.      Cek kesimpulan tentative yang telah di tetapkan
7.      Perbaiki semua kelemahan sesuai dengan temuan tersebut di atas
8.      Generalisasikan kesimpulan jika semua sudah setuju.
4. Mendiskusikan isu kontroversial
Penyebab utama isu controversial adalah loyalitas dasar yang di miliki orang terhadap organisasi lembaga,atau kelompoknya(Morgan,et al,1976)
a.       Pentingnya mendiskusikan isu controversial
b.      krusial melalui proses diskusi terbuka dan dengan menggunakan argumentasi bebas.Dengan mempelajari tahap mendiskusikan isu controversial secara garis besar peserta didik mungkin dapat memperoleh kemampuan tersebut.
c.       Cara mendiskusikan isu controversial
Tahapan berikut ini di sarankan untuk dilaksanakan dalam mendiskusikan isu controversial.
1.      Tentukan isu atau problem secara jelas,beberapa perbedaan pendapat di sebabkan oleh perbedaan definisi.
2.      Bagi isu tersebut menjadi beberapa sigmen
3.      Buat daftar kemungkinan pemecahan yang di usulka oleh anggota.
4.      Kumpulkan dan catat informasi tentang isu tersebut.
5.      Susun informasi secara berurutan dan tampa distori
6.      Nilai informasi tersebut.cari kesalahan,bias,prsangka,dan ketidak konsistenan.
7.      Setiap kemungkinan pemecahan.
8.      .Susunan kesimpulan apabiala informasi menunjangnya.atau biarkan isu tetap terbuka.
d.      Mengajar Berpikir Kritis Menggunakan Isu Kontroversial
1.      Basis Bukti untuk Studi Sosial: Isu Kontroversial adalah sebuah ringkasan dari penelitian tentang peran isu-isu kontroversial dalam belajar siswa dan pedoman untuk membantu pendidik dalam perencanaan dan pelaksanaan instruksi pada isu-isu kontroversial.
2.      Isu Kontroversial dan Demokrasi adalahsebuah diskusi singkat tentang mengapa isu-isu kontroversial harus diatasi dan bagaimana untuk memilih konten yang sesuai dan seimbang untuk diskusi.
3.       Praktik Inklusif untuk Mengelola Isu Kontroversial adalahgaris besar dari berbagai strategi untuk mengelola isu-isu kontroversial di dalam kelas.
4.      Kontroversi di dalam Kelas: Kekuatan Demokratik Diskusi (Pemikiran Sosial Kritis) adalah argumen mengapa kurikulum dan pengajaran berdasarkan isu-isu kontroversial adalah cara penting untuk membangun keterampilan dan disposisi bahwa orang muda akan kebutuhan untuk hidup dan meningkatkan komunitas mereka.
5.      Pengajaran Subjek Kontroversial Lulusan Lokakarya Pengajaran Pusat, Yale Sekolah Pascasarjana seni dan ilmu, 5 Februari 2008 adalah garis untuk membantu guru mengeksplorasi strategi konkret untuk mengajar isu-isu kontroversial dengan menyediakan mereka dengan alat dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam berbagai macam pengaturan.
6.      Pengajaran Isu Kontroversial ... Dimana Isu Kontroversial Sungguh Materi adalahsebuah artikel menyajikan saran tentang bagaimana guru bisa menangani isu-isu kontroversial di dalam kelas, berdasarkan mengajar di Irlandia Utara.
7.      Mendorong dan Mendukung Kirim Siswa: Isu Kontroversial Meneliti (Perpustakaan Panduan Profesional terbatas di Perpustakaan Sekolah) adalahSebuah panduan untuk proses dan kebijakan yang dibutuhkan untuk mendukung dan mendorong siswa SMA dalam diskusi topik yang kontroversial.
8.      Etika dalam Pendidikan adalah studi kasus yang melibatkan gagasan-gagasan etis dalam situasi sehari-hari yang menyediakan guru dengan panduan untuk mengajar berpikir kritis dalam bidang etika, terutama dengan penggunaan teknologi.
9.      Kerangka Pengajaran Isu Kontroversial adalahpedoman untuk mempersiapkan untuk membahas isu-isu kontroversial di kelas termasuk menjaga sopan santun, berbeda peran guru dapat bermain, dan pertemuan standars konten akademik dalam berbagai mata pelajaran.
10.  Persepsi Peran Bukti dalam Pengajaran Kontroversial Sosial-Ilmiah Masalah adalah penelitian tentang pandangan dan pendekatan dari 83 guru pada pengajaran isu-isu kontroversial, terutama dalam biomedis dan bioteknologi, untuk 14-19 siswa tahun.
11.  Pengajaran Isu Lingkungan Kontroversial: Netral dan Saldo dalam Realitas Kelas adalah sebuah studi tentang kepercayaan dan praktek dari tiga guru geografi yang mengajar murid-murid mereka, berusia 16-18 tahun, isu-isu lingkungan yang kontroversial.
12.  Isu Kontroversial: Mereka Milik di dalam Kelas adalah sebuah artikel tentang perlunya pengajaran isu-isu kontroversial di kelas dan proses tujuh langkah yang diusulkan analitis untuk menjamin objektivitas dan keseimbangan.
13.  Isu Kontroversial Mengajar adalah  Sebuah panduan untuk strategi untuk membantu guru memperkenalkan dan mengelola masalah-masalah kontroversial dalam pengajaran mereka dalam rangka untuk membawa pendidikan kewarganegaraan global ke dalam kelas.
14.  Game Percaya dan Cara Membuat Pendapat yang bertentangan Lebih berbuah adalahsebuah diskusi tentang praktik awalnya percaya dalam menentang ide-ide, bukannya skeptis dan meragukan mereka, dalam rangka untuk lebih meneliti argumen untuk kebajikan tersembunyi dan manfaat.
15.  Strategi Berpikir Clear pada Isu Kontroversial adalah sebuah pendekatan untuk mengajar isu-isu kontroversial dengan "strategi de-mistifikasi," memberikan siswa cara untuk memahami masalah yang kompleks dan membingungkan.
16.  Pengaruh Pengajaran tentang Isu Kontroversial adalah sebuah diskusi tentang sejauh mana guru harus mengungkapkan pandangan pribadi mereka dan deskripsi pendekatan yang berbeda untuk mengajar isu-isu kontroversial, termasuk: pengingkaran, penghindaran, hak istimewa keseimbangan, dan.
17.  Budidaya Penghakiman: Panduan Bagi Mengajar Berpikir Kritis Lintas Kurikulum adalah Sebuah acuan menyediakan guru dengan 50 ruang kelas diuji aktivitas dan tugas yang merangsang dan mengembangkan pemikiran siswa kritis di kurikulum.
18.  Isu Kontroversial - Sikap Guru dan Praktik dalam Konteks Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebuah kertas meneliti persoalan penggunaan guru 'dari isu-isu kontroversial di dalam kelas dan menawarkan bahan-bahan pendukung untuk membantu guru menjadi lebih efektif dalam mengajar isu-isu kontroversial.
19.  Pengajaran Isu Kontroversial  adalahSebuah panduan untuk berhasil mempersiapkan, dan bernegosiasi diskusi, isu-isu kontroversial, apakah direncanakan atau spontan, di kelas.
20.  Kontroversi tentang Isu Kontroversial dalam Pendidikan Demokratis adalah  sebuah artikel tentang manfaat pengajaran isu-isu kontroversial di dalam kelas, pemeriksaan perselisihan apa particpation demokrasi harus didorong di sekolah, dan berbeda cara guru menjawab tantangan ini.


5. Cara membentuk kebiasaan
Membentuk dan mengakhiri kebiasaan adalah salah satu hasil pendidikan orang dewasa yang merupakan pengalaman baru bagi peserta didik jika setiap orang dewasa telah terbiasa membentuk dan mengakhiri kebiasaan sejak dilahirkan.adapun aturan umum yang tertulis dibawah ini dapat membantu bagaimana membentuk kebiasan baru yang baik dan meninggalkan kebiasaan lama yang jelek ( morgan et al.,1976).
1.      Temukan konsep kebiasan baru yang ingin dikembangkan sejelas mungkin.
2.      Mulailah kebiasan baru dengan kemauan yang kuat.
3.      Jangan biarkan pengecualian terjadi sampai kebiasan baru tersebut benar-benar berakar
4.      Latihlah kebiasan baru itu pada setiap kesempatan,walau pun dalam keadaan sibuk,carilah kesempatan untuk berlatih.
5.      Latihlah dengan selang waktu yang agak lama akan lebih baik dari pada latihan secara intensip dalam waktu yang relative singkat.
6.      Latihan hendaknya dilakukan sesempurna mungkin
7.      Situasi dan kondisi hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga menyenangkan.
8.      Pembentukan kebiasan baru hendaknya sebagai hasil dari dorongan dirinya sendiri,bukan dari orang lain.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Prinsip pendidikan orang dewasa adalah pendidikan yang bersipat unik dibandingkan dengan pendidikan anak-anak, karna pendidikan orang dewasa meliputi orang-orang yang sudah  berpikiran dewasa dan berkembang.
 Sehingga mereka bisa memutuskan dan memecahkan masalah-masalah dengan sangat efektif, dan penuh tanggung jawab dengan keputusan yang mereka ambil.
Orang dewasa mempunyai sikap yang idealisme dan minat yang sungguh-sungguh tumbuh dari dalam hati dalam menempuh suatu pendidikan, karna pendidikan adalah salah satu penunjang kesuksesan di masa depan

Sabtu, 17 Maret 2012

STRATEGI PEMBELAJARAN


PEMBELAJARAN



A.           MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif. Model pembelajaran sangat erat kaitanya dengan gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style), yang keduanya disingkat menjadi SOLAT (Style of learning and teaching). Adapun model pembelajaran peserta didik sebagai berikut.

1. Example Non-Examples

langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini sebagai berikut

a.   guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pemebelajaran
b.      guru menempelkan gambar dipapan tulis, ditayangkan melalui OHP atau in focus
c.       guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memerhatikan dan menganalisa gambar
d.      melalu diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik dan hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat
e.       setiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
f.        mulai dari komentar hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapa
g.       kesimpulan

2. Ficture and Ficture

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
a.       guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b.      menyajikan materi sebagai pengantar
c.       guru memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
d.      guru menunjuk atau memanggil peserta didik secara bergantian memasang dan mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
e.       guru menanyakan alas an atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut
f.        dari alas an urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensimyang ingin dicapai
g.       kesimpulan/rangkuman

3. Numbered Head Together (Kepala Bernomor)

Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam model pembelajaran ini sebagai berikut
a.       peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat nomor
b.      guru memberika tugas dan masing-masing kelompok mengerjakanya
c.       kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakanya dan atau mengetahui jawabanya
d.      guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporlan hasil kerja sama mereka
e.       tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
f.        kesimpulan

4. Cooperative Script ( Skrip Kooperatif)

Model pembelajarn ini dimana peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Adapun langkah-langkah yang dapt dilakukan dalma model pembelajaran ini sebagai berikut
a.       guru membagi peserta didik untuk berpasangan
b.      guru membagikan wacana atau materi setiap paserta didik untuk dibaca dan membuat ringkasan
c.       guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
d.      pembicara membacakan ringkasanya selengkap mungkin, dengan memasukan ide-ide pokok dalam ringkasanya, sementara pendengar:
1)      menyimak, mengoreksi, dan menunjukan gagasan pokok yang kurang lengkap
2)      membantu menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainya.
e.       bertukar peran, yaitu peran yang semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar, dan sebaliknya
f.        kesimpulan bersama-sama antara peserta didik dengan guru
g.       penutup

5. Kepala Bernomor Struktur ( Modifikasi dari Number Heads)

langkah-langkah dalam model pembelajarn in dapat dilakukan kegiatan sebagai berikut.
a.       peserta didk dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam kelompok dan mendapat nomor
b.      penugasan diberikan kepada setiap eserta didik berdasarkan nomor tehadap tugas yang berangkai. Misalnya, peserta didik nomor satu bertugas mencatat soal, peserta didik nomor dua mengerjakan soal, dan peserta didik nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya
c.       jika perlu, guru bias menyuruh kerja sama antar kelompoknya dan bergabung bersama beberapa peserta didik dengan tugas yang sama bias saling membantu atau mencocokan hasil kerja sama mereka
d.      laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
e.       kesimpulan




6. Student Teams Achievement Division (STAD)

Student tim achievement Division (STAD) merupakan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok kecil. Adapun langkah-langlah yang dapat ditempuh dalam model pembelajaran ini sebagai berikut
a.             peserta didik diberikan tes awal dan diperoleh skor awal
b.            peserta didik dibagi kedalam kelompok kecil 4-5 tahun secara heterogen menurut prestasi, jenis kelamin, ras suku
c.             peserta didik menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik
d.            guru menyajikan bahan pelajaran dan peserta didik bekerja dalam tim
e.             guru membimbingkan kelompok peserta didik
f.              peserta didik diberi tes tentang materi yang tel;ah diajarkan
g.             memberikan penghargaan

7. Jigsaw (Model Tim Ahli)

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini adalah sebagai berikut
a.       peserta didik dikelompokan  kedalam 4 anggota tim
b.      setiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
c.       setiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
d.      anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagia/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli)  untuk mendiskusikan sub bab mereka
e.       setelah selesai, diskusi sebagai tim ahli setiap anggota kembali kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan setiap anggota lainya mendengarkanya
f.        tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
g.       guru memberi evaluasi
h.       penutup


8. Promblem Based Intruction (Pembelajaran Berdasarkan Masalah)

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini adalah sebagai berikut
a.       guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan logistic yang dibutuhkan tujuanya, memotivasi peserta didik terlibat dalam aktivitas pemecahan ,asalah yang dipilih
b.      guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut, dengan cara menetapkan topic, tugas, jadwal, dan kegiatan lainya
c.       guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah
d.      guru membatu peserta didik dalam merencanakn menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
  1. guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

9. Artikulasi

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini adalah sebagai berikut
a.       guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b.      guru menyajikan materi
c.       untuk mengetahui daya serap peserta didik, dibentuk kelompok berpasangan dua orang
d.      guru meminta seorang peserta didik dari pasangan itu untuk menceritakan materi yang baru diterimanya, kemudian pasanganya mendengarkan sambil membuat catatan-catatan kecil, setelah itu berganti peran, serta begitu juga kelompok lainya.
e.       Guru meminta peserta didik secara bergiliran dan acak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasanganya.
f.        Guru mengulangi dan menjelaskan kembali materi yang belum dipahami peserta didik
g.       Kesimpulan

10. Mind Mapping

Model pembelajaran ini sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal peserta didik atau untuk menemukan alternative jawaban. Adapun Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini sebagai berikut
a.       guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b.      guru mengemukakan permasalahan yang akan ditanggapi peserta didik dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternative jawaban
c.       membentuk kelompok yang anggotanya masing-masing 2-3 orang
d.      setiap kelompok menginventarisasi dan mencatat alternative jawaban hasil diskusi
e.       setiap kelompok atau secara acak kelompok tertentu membacakan hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokan sesuai kebutuhan guru
f.        dari data-data di papan, peserta didik diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru

11. Make A Match (Mencari Pasangan )

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini adalah sebagai berikut
a.       guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topic yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainya kartu jawaban
b.      setiap peserta didik mendapat satu buah kartu
c.       setiap peserta didik memikirkan jawaban atas soal dari kartu yang dipegang
d.      setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
e.       setiap peserta didik yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
f.        setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
g.       kesimpulan

12. think Pair and Share

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model mengajar ini sebagai berikut
a.       guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
b.      peserta didik diminta untuk berpikir tentang materi atau permasalahan yang disampaikan guru
c.       peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
d.      guru memimpin pleno kecil diskusi, setiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
e.       berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa
f.        guru memberi kesimpulan
g.       penutup

13. Debate (debat)

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini adalah sebagai berikut
a.       guru membagi 2 kelompok peserta debat yang pro dan kontra
b.      guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
c.       setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya
d.      sementara peserta didik menyampaikan gagasanya guru menulis inti gagasan dari setiap oembicaraan, sampai sejumlah gagasan yang diharapkan guru terpenuhi
e.       guru menambahkan gagasan yang belum terungkap
f.        dari gagasan-gagasan tersebut, guru mngajak peserta didik membuat kesimpulan yang mengacu pada topic yang ingin dicapai

14. Role Playing

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini adalah sebagai berikut
a.       guru menyusun (menyiapkan) scenario yang akan ditampilkan
b.      mununjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari scenario dua hari sebelum proses pembelajaran
c.       guru membentuk kelompok peserta didik yang anggotanya 5 orang
d.      guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
e.       guru memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk memerankan scenario yang sudah dipersiapkan
f.        masing-masing peserta didik duduk dikelompoknya, sambil mengamati scenario yang sedang diperagakan
g.       setelah selesai pementasa, setiap peserta didik diberi kertas lembar kerja untuk pembahasan
h.       masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulanya secara umum
i.         evaluasi
j.        penutup

15. Group Investigation

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini adalah sebagai berikut
a.       guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
b.      guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
c.       guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk mengambil satu materi tugas yang berbeda
d.      masing-masing kelompok secara kooperatif membahas materi yang berisi materi temuan
e.       setelah selesai diskusi kelompok, masing-masing juru bicara, menyampaikan hasil pembahasanya
f.        guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
g.       evaluasi
h.       penutup

16. Talking Stik

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini adalah sebagai berikut
a.       guru menyiapkan sebuah tongkat
b.      guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca dan mempelajari materi pegangannya
c.       setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya, peserta didik dipersilahkan untuk menutup bukunya
d.      guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya, sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
e.       guru memberikan kesimpulan
f.        evaluasi
g.       penutup

17. Bertukar Pasangan

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini adalah sebagai berikut
a.       setiap peserta didik mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukan pasanganya atau peserta didik menunjukan pasanganya)
b.      guru memberikan tugas dan peserta didik mengerjakan tugas dengan pasanganya
c.       setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain
d.      kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka
e.       temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan, kemudian dibagikan kepada pasangan semula

18. Snowball Throwing
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini adalah sebagai berikut
a.       guru menyampaikan materi
b.      guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
c.       masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temanya
d.      kemudian masing-masing diberikan satui lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang mneyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
e.       kemudian, kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik yang lain selama ± 15 menit
f.        setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
g.       evaluasi
h.       penutup

19. Student Facilitator and Explaining

Peserta didik mempersentasikan gagasan kepada rekan peserta lainya. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dlam model pembelajaran ini sebagai berikut
a.       guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b.      guru menyajikan materi
c.       guru memberikan kesempatan peserta didik untuk menjelaskan kepada peserta didik lainya, baik melaui bagan/peta konsep maupun media lainya
d.      guru menyimpulkan gagasan dari peserta didik
e.       guru menerangkan  semua materi yang disajikan disaat itu
f.        penutup

20. Course Review Horray

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini adalah sebagai berikut
a.       guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai
b.      guru menyajikan materi
c.       memberikan kesempatan siswa Tanya jawab
d.      untuk menguji pemahaman, peserta didik disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan setiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa
e.       guru membaca soal secara acak dan peserta didik menulis jawaban didalam kotak yang nomornya disebutkan oleh guru dan langsung mendiskusikanya, jika benar diisi tanda benar (√) dan kalau salah diisi tanda silang (x)
f.        siswa yang sudah mendapat tanda √ vertical atau horizontal, atau diagonal harus berteriak horay…..atau atau yel-yel lainya
g.       nilai peserta didik dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
h.       penutup

21. Demonstration
Demonstrasi dilakukan bagi materi yang memerlukan paeragaan atau percobaan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini sebagai berikut
a.       guru menjelaskan indicator pembelajaran yang diharapkan
b.      guru menyajikan sekilas materi yang akan disampaikan
c.       guru menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
d.      guru menunjuk salah seorang peserta didik untuk mendemonstrasikan sesuai scenario yang telah disiapkan
e.       seluruh peserta didik memerhatikan demonstrasikan dan mneganalisanya
f.        setiap peserta didik atau kelompok mngemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman peserta didik untuk mendemonstrasikan
g.       guru membuat kesimpulan

22. Explicit instruction (pengajaran langsung)
Pembelajarn langsung, khusus dirancang untuk mengembangkan belajar peserta didik tentang pengetahuan procedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran ini sebagai berikut
a.       menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik
b.      mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
c.       membimbing pelatihan
d.      mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
e.       memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan

23. Cooperatif Integrated Reading and Composition (Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis)
langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran ini sebagai berikut
a.       membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen
b.      guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topic pembelajaran
c.       peserta didik bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
d.      mempresentasikan/membaca hasil kelompok
e.       guru membuat kesimpulan bersama
f.        penutup


24. Inside-Ooutside Crycle (Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar)
Peserta didik saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran mengajar ini sebagai berikut.
a.       Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.
b.      Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran diluar lingkaran pertama, menghadap kedalam.
c.       Dua peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.
d.      Kemudian, peserta didik berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara peserta didik yang berada dilingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
e.       Sekarang, giliran peserta didik berada di lingkaran besar yang membagi informasi, demikian seterusnya.

26. Tebak Kata
Buat kartu ukuran 10x10 cm dan isilah cirri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak. Setelah itu, buat kartu ukuran 5x2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (karu ini nantinya dilipat dan ditempel pada dahi atau diselipkan di telinga)
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini sebagai berikut.
a.       Jelaskan indicator pembelajaran TPK atau materi ± 45 menit.
b.      Suruhlah peserta didik berdiri di depan kelas dan berpasangan.
c.       Seseorang peserta didik di beri kartu yang berukuran 10x10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya . Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5x2 cm yang
d.      isinya tidak boleh dibaca (dilipat), kemudian ditempelkan di dahi atau di selipkan di telingan.
e.       Sementara peserta didik membawakartu 10x10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya, pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10x10 cm. jawaban tepat jika sesuai dengan isikartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
f.        Jika jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Namun, jika belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung member jawabannya.
g.       Dan Seterusnya.

27. Word Square
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran sebagai berikut.
a.       Buat kotak sesuai keperluan.
b.      Buat soal sesuai indicator.
c.       Sampaikan materi.
d.      Bagikan lembaran kegiatan sesuai contoh.
e.       Peserta didik di suruh menjawab soal, kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban.
f.        Berika poin setiap jawaban dalam kotak.

28. Scramble
Langkah-langkah yang dilakukan dalam model pembelajaran sebagai berikut.
a.       Buatlah pertanyaan yangf sesuai dengan indikator pembelajaran.
b.      Buat jawaban yang di acak hurufnya.
c.       Guru menyajikan materi sesuai TPK
d.      Membagikan lembaran kerja sesuai contoh.

29. Take and Giva
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model Take and Give sebagai berikut.
a.       Buat kartu ukuran ± 10x15 cm bagi sejumlah peserta.
b.      Setipa kartu berisi sub materi (yang berbeda dengan kartu yang lainnya, materi sesuai dengan indikator pembelajaran).
c.       Siapkan kelas sebagai mana mestinya.
d.      Jelaskan materi sesuai dengan indikasi pembelajaran.
e.       Untuk menetapakan pengusaan peserta, setiap peserta didik diberi satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit.
f.        Semua peserta didik disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling member informasi. Setiapa siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu.
g.       Demikian seterusnya, sampai setiap peserta dapat saling member dan menerima materi masing-masing (take and give)
h.       Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan siswa pertanyaan yang tidak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).
i.         Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan.
j.        Kesimpulan.

30. Concept Sentence
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam model pembelajaran ini sebagai berikut.
a.       Guru menyampaikan kompensasi yang ingin dicapai.
b.      Guru menyajikan materi.
c.       Guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen.
d.      menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disaikan .
e.       Setipa kelompok disuruh membuat bebrapa kalimat dengan menggunakan                                minimal 4 kata kunci setiap kalimat.
f.        Hasil diskusi kelompok (didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu guru).
g.       Kesimpulan.

31. Complete Sentence
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam model pembelajaran ini sebagaiberikut.
a.       Siapkan blangko isian, berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap.
b.      Guru menyampaikan yang ingin disampaikan.
c.       Menyampaikam materi secukupnya atau peserta disuruh membacakan buku atau model dengan waktu secukupnya.
d.      Membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen.
e.       Bgiakn lembaran kerja berupa paragraf yang kalimanya belum lengkap.
f.        Peserta diharafkan berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.
g.       Bicarakan bersama-sama anggota kelompok.
h.       Setelah jawaban benar, yang salah diperbaiki. Setiap pesera disuruh membaca berulang-ulang sampai mengeti atau hapal.
i.         SKesimpulan.

32. Time Token Arend 1998
Struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan social untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam model pembelajaran ini sebagai berikut.
a.       Kondidikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative Learning)
b.      Setiap siswa diberikan kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik.
c.       Setiap siswa diberikan sejumlah nilai sesuai waktu keadaan.
d.      Jika telah selesai berbicara, kupon yang dipegang pesrta didik diserahkan dan setiap berbicara satu kupon.
e.       Peserta didik yang telah habis kuponnya tidak boleh berbicara lagi, dan setiap peserta didik yang masih memegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.

33. Keliling Kelompok
Keliling kelompok maksudya, agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lainnya. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam model pembelajaran ini sebagai berikut.
a.       Salah satu peserta didik dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan.
b.      Peserta berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya.
c.       Demikian seterusnya, giliran bicara bisa dilaksanakan sesuai dengan arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan

34. Tari Bambu
Tari bambu bertujuan agar peserta didik saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teraturan. Strategi ini cocok untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antarsiswa
Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam model pembelajaran ini sebagai berikut.
a.       Separuh atau seperapat kelas, jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri sejajar. Cukup ruangan, mereka bisa berjajar didipan kelas. Kemungkinan lain adalah peserta didik bersejajar di sela sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat .
b.      Separuh kelas lainnya bejajar dan menghadap jajaran yang pertama.
c.       Dua peserta didik yang berpasangan dari kedua jajaran berbagai informasi
d.      Kemudian, Satu atau dua peserta didik yang berdiri diujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini, masing-masing peserta didik mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan.

35. Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray)
Dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam model pembelajaran ini sebagai berikut.
a.       Peserta didik bekerjasama dalam kelompok berempat.
b.      Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok bertemu kekelompok yang lain.
c.       Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.
d.      Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka masing-masing dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
e.       Kelompok memcocokkan dan membahas hasil kerja mereka.

B. BELAJAR EFEKTIF
Belajar yang efektif sangat ditentukan oleh factor internal dan eksternal peserta didik.
1.  Fakto Internal
     Faktor internal yang mempengaruhi belajar efektif, diantaranya :
a.       Kecerdasan (intelligent quotient)
b.      Bakat (aptitude);
c.       Minat (interest);
d.      Motivasi (motivasion);
e.       Rasa percaya diri (self confidence);
f.        Stabilits emosi (emosional stability);
g.       Komitmen (commitmen); dan
h.       Kesehatan fisik
2.  Faktor Eksternal
     Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar efektif, diantaranya :
a.       Kompetensi guru (pedagogic, social, personal, dan professional);
b.      Kualifikasi guru;
c.       saran pendukung;
d.      kualitas teman sejawat;
e.       atmosfir belajar;
f.        kepemimpinan kelas;
g.       biaya.
       Bird and Bird (1945) dalam learning More by Effective Study, menjelaskan dari segi perilaku dalam proses pembelajaran dimana peserta didik dituntut untuk belajar melakukan aktivitas sebagai berikut.
1.            Compare, yaitu membandingkan, menerangkan persamaan dan perbedaan
2.            Contras, yaitu membedakan, menerangkan perbedaan, kelainan, dari benda, sifat, peristiwa, atau masalah.
3.            Criticize, yaitu memberikan kritik (pertimbangan, analisa, strength, weakness, opportunity, dan threat).
4.            Define, yaitu memberikan batasan,secara ringkas, otoritatif sehingga beda dengan yang lainnya.
5.            Describe, yaitu menguraikan secara panjang lebar, meriwayatkan dalam bentuk rangkaian cerita.
6.            Diagram, yaitu melukiskan, memberikan jawaban grafis dalam hal tertentu dalam menambahkan penjelasan.
7.            Discuss, yaitu memperbincangkan, melakukan analisa, memberikan alas an secara lengkap setuju atau tidak setuju.
8.            Enumerete, yaitu yaitu menyebutkan satu persatu, menuliskan dalam daftar atau garis besar dengan mengemukakan pokok-pokok bahasan secara ringkas satu persatu.
9.            Explain, yaitu menerangkan, menjelaskan, menafsirkan, dan menunjuk materi yang di kemukakan, memberikan alas an/sebab bagi perbedaan pendapat atau hasil.
10.        Evaluate, yaitu memberikan penilaian, baik SWOT, penilaian para ahli, maupun penilaian sendiri.
11.        Illutrate, yaitu memberikan conoh, memberikan suatu gambaran, lukisan, grafik, atau contoh yang nyata untik menjelaskan suatu masalah.
12.        Interpret, yaitu menafsirkan, menerjemahkan, memberikan contoh, memberikan kupasan, memberikan ulasan pokok bahasan, biasanya dengan memberikan pertimbangan tentang hal tersebut.
13.        Justify, yaitu membenarkan, membuktikan, atau memberikan alasan bagi keputusan atau kesimpulan, berusaha dengan sungguh-sungguh dengan semua kemampuan untuk meyakinkan.
14.        List, yaitu membuat daftar, menyebutkan satu persatu menuliskan suatu rangkaian   pernyataan ringkas yang disebut satu persatu.
15.        Outline, yaitu membuat garis besar, menyusun suatu rangkaian dalam pokok-pokok bahasan utama dan pembagiannya lebih lanjut dengan menghilangkan perincian yang detail dan menekankan susunan dan penggolongan dari hal tersebut.
16.        Prove, yaitu membuktikan, mengemukakan pembuktian berdasarkan fakta atau memberikan alasan logis yang jelas.
17.        Relate, yaitu menghubungkan, menunjukan bahwa hal itu berhubungan satu sama lain atau bagaimana yang satu mengakibatkan yang lainnya, atau sama dengan yang lainnya.
18.        Review,yaitu meninjau, memeriksa secar kritis suatu pokok bahasan dengan menganalisa dan memberikan ulasan terhadap pernyataan penting yang dibuat mengenai bahasan tersebut.
19.        State, yaitu menyatakan, mengemukakan pokok-pokok bahasan utama dalam rangkaian yang jelas dan singkat, biasanya dengan menghilangkan perincian-perincian, gambar, dan contoh-contoh.
20.        Summarize, yaitu member ringkasan, memberikan pokok-pokok bahasan utama atau fakta-fakta dalam bentuk ringkasan seperti dalam ringkasan dari satu bab, dengan menghilangkan perincian dan gambar.
21.        Trae, yaitu menguraikan perkembangan, menguraikan dalam bentuk cerita mengenai kemajuan, perkembangan, dan peristiwa historis dari mulai titik pangkal.
            Selanjutnya Francis P. Robinson menyatakan tentang Effective Study, teruma melalui kegiatan membaca dengan metode SQ 3 R, yaitu :
1.    Survery, yaitu menyelidiki terlebih dahulu untuk mendapatkan gambaran selintas mengenai isi/pokok yang akan dipelajari.
2.    Question, yaitu mengajukan pertanyaan dari pokok atau isi buku yang di baca secara selintas.
3.    Read, yaitu membaca secara aktif untuk memberikan jawaban terhadap pernyataan yang dibuat.
4.    Recite, yaitu mengucapkan kembali atas jawaban yang diberikan terhadap pertanyaan dengan tidak dengan melihat buku/menengok terhadap catatan kecil yang menjadi garis besar.
5.    Review, yaitu mengulangi setelah bab itu selesai, mengulangi apa yang telah dibacanya dengan memeriksa kertas catatannya. Jawaban garis besar dibaca secara sepintas sehingga mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai pokok-pokok yang di uraikan secara terpadu satu sama lainnya.





C.   M EDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajran merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat , tepat, mudah, benar dan tidak terjadinya verbalisme. Media pembelajaranmerupakan alat bantu pendengaran dan penglihatan (Audio Visual Aid) bagi peserta didik dalam rangka memperoleh pengalaman belajar secara signifikan. Pengalaman belajar dapat diperoleh melalui :
1.    situasi dan kondisi yang sesungguhnya;
2.    mengamati benda pengganti dalam wujud alat peraga;
3.    membaca bahan-bahan cetakan, seperi majalah, buku, surat kabar, dan sebainya.
Perubahan yang begitu cepat dan kompleks, menuntut strategi belajar yang cepat pula supaya terjadi perubahan peserta didik secara cepat dalam berbagai aspek perilaku kehidupan, Gordon Dryden dan Jeannette Vos (2000:19) menyatakan delapan keyakinan belajar cepat (learning revolution), yaitu sebai berikut.
1.    Dunia sedang bergerak sangat cepat melaui titik balik sejarah yang sanat menentukan.
2.    Kita hidup ditengah revulisi yang mengubah cara hidup, berkomunikasi, berfikir, dan mencapai kesejahteraan.
3.    Revolusi ini akan menentukan cara kita dan anak-anak kita bekerja, mencari nafkah dan menikmati kehipan secara keseluruhan.
4.    Untuk pertama kalinya dalam sejarah hamper segala hal kemungkinan dapat dilakukan.
5.    Sayangnya di setiap Negara mungkin hanya satu dari lima yang tahu benar cara memanfaatkan gelombang perubahan ini dengan cerdik bahkan di Negara maju sekalipun.
6.    Jika tidak mampu mencari alternative penyelesaian atas persoalan, 20% elita akan menikmati 60% pendapatan nasional, sedangkan 20% yang miskin mencapai 2% . Itulah kondisi yang memastikan terjadinya kemiskinan, kegagalan sekolah, penyalahgunaan obat-obatan, keputusasaan, kekerasan dan ledakan nasional.
7.    Oleh karena itu, kita membutuhkan revolusi belajar untuk mengimbagi revolusi informasi agar semua orang dapat menikmati keuntungan bersama dari potensi sumber daya manusia yang luar biasa.
8.    Untungnya, revulusi tersebut membantu kita mempelajari segal hal lebih cepat dan lebih baik juga berjalan lebih cepat.

       Rowntree (1974: 104-113) mengelompokkan media pembelajaran sebai berikut.
1.    Media Interaksi  Insani
a.    Kemunikasi langsung antara dua orang guru dan peserta didik atau lebih.
b.    Kehadiran ini dapat terjadinya saling dapat mempengaruhi secara signifikan.
c.    Komunikasi dapat terjadi secara verbal dan nonverbal.
d.    Komunikasi verbal berpengaruh besar terhadap perkembangan kognitif peserta didik.
e.    Untuk pengembangan efektif dilakukan melaului komunikasi nonverbal seperti penampilan fisik, roman muka, gerak gerik, atau sikap.

2.    Media Realita
a.    Realita merupakan perangsang nyata, seperti orang, binatang, benda atau peristiwa yang diamati peserta didik.
b.    Dalam realita orang hanya menjadi objek pengamatan atau studi.

3.            Pictorial
a.       Media ini sajikan dalam berbagai bentuk variasi gambar dan diagram nyata ataupun simbol, bergerak atau tidak bergerak.
b.      Dibuat diats kertas, film, kaset, disket, dan media lannya.
c.       Penyajian mulai dari yang sederhana, seperti sketsa dan bagan sampai kepada yang cukup sempurna, seperti film bergerak, berwarna, bersuara, atau bentik animasi yang di sajikan dalam video atau komputer.
d.      Mdia ini memiliki banyak keuntungan karena hampir semua bentuk, ukuran , kecepatan, benda, dan mahluk, serta peristiwa dapat disajikan dalam media ini.

4.      Simbol Tertulis
a.       Media penyajian informasi yang paling umum
b.      Macam bentuknya, seperti buku teks, buku paket, paket program belajar, modul dan majalah.
c.       Penulisan symbol-simbol tertulis dilengkapi dengan media factorial, seperti gambar, grafik, bagan, dan bentuk lainnya.
d.      Reklame Suara
e.       Berbagai informasi dapat disajikan kepada peserta didik dalam bentuk rekaman suara.
f.        Rekaman suara dapat dipadukan dengan media factorial.

D. PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BELAJAR
Pendekatan konstruktivisme dalam belajar merupakan salah satu pendekatan yang lebih berfokus kepada peserta didik sebagai pusat dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini disajikan supaya lebih merangsangdan memberikan peluang kepada peserta didik untuk belajar berfikir inovaif dan mengembangkan potensinya secara optimal. Brooks and Brooks menyatakan, kontruktivis adalah salah satu pendekatan dalam belajar mengajar yang mengarahkan pada penemuan suatu konsep yang lahir dari pandangan, dan gambaran serta inisiatif peserta didik. Pendekatan kontruktivitas dalam belajar dilakukan, melalui proses ekplorasi personal, diskusi, dan penulisan reflektif. Cobb yang dikutif Hilam (2006:2), menyatakan bahwa pendekatan kontruktivis menginginkan kita pada pendekatan discovery learning. Kedua pendekatan ini memanfaatkan adanya tantangan untuk menemukan sesuatu, peserta didik. Keduanya memandang peserta didik sebagai ilmuwan kecil. Adapun perbedaannya, discovery learning, yaitu belajar untuk menemukan sesuatu pengetahuan yang sudah ada. Adapun kontruktivis , yaitu berusaha menemukan sesuatu yang baru.
Pada perbedaannya terletak pada usaha menemukan pengetahuan yang sudah ada dalam discovery, sedangkan dalam kontruktivisnya, yaitu usaha untuk menemukan pengetahuan baru (invention). Selanjutnya, Brook dan Brooks yang dikutip Hilman (2006: 2-3) mengemukakan perbedaan antara kelas belajar tradisinal dan kelas belajar kontruktivis sebagai berikut.


 


Tabel 3.1
Perbedaan Kelas Tradisional Dan Kontruktivis
Kelas Tradisional
Kelas Kontruktivis
Kurikulum disajikan secara linier
Kurikulum disajikan secara fleksibel
Kurikulum di sajikan sebagai acuan yang harus diikuti.
Permasalahan sehari-hari sebagai acuan dan dapat mendorong rasa ingin tahu siswa.
Aktivitas belajar terikat pada buku pegangan.
Aktifitas pembelajaran di arahkan pada penggunaan data mental.
Siswa dianggap sesuatu yang kosong (kertas putih) dimana guru akan menggoreskan pengetahuan di atasnya.
Siswa dianggap sesuatu yang kosong (kertas putih) dimana guru akan menggoreskan pengetahuan di atasnya.
Guru bertindak sebagai pusat informasi.
Guru bertindak sebagai moderator dan fasilitator.
Penilaian dilakukan dengan tes hasil belajar yang terpisah dari proses belajar mengajar.
Penilaian terjalin dalam proses belajar mengajar melalui observasi terhadap proses kerja dan kumpulan aktivitas siswa.
Siswa banyak bekerja secara individual
Siswa lebih banyak bekerja kelompok.

            Pendekatan kontruktivis sebagai pendekatan baru dalam prose pembelajaran memiliki karakteristik sebai berikut.
1.    Proses pembelajar berpusat pada peserta didik sehingga peserta didik diberi peluang besar untuk aktif dalam proses pembelajaran.
2.    Proses pembelajaran merupakan proses integrasi pengetahuan baru dengan pengetahuan lama yang dimiliki peserta didik.
3.    Berbagai pandangan yang berbeda antra peserta didik dihargai dan sebagai tradisi dalam proses pembelajaran.
4.    Peserta didik didorong untuk menemukan berbagai kemungkinan dan mensintesiskan secara terintegrasi.
5.    Proses pembelajaran berbasis masalah dalam rangka mendorong peserta didik dalam proses pencarian (inquiry) yang lebih alami.
6.    Proses pembelajaran mendorong terjadinya komperatif dan kompetitif dikalang peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.
7.    Proses pembelajaran dilakukan secara kontektual, yatu peserta didik dihadapkan kedalam pengalaman nyata.

       Dinas Pendidikan Jawa Barat (2004:21-22) mengemukakan beberapa teori kontruktivisme, yaitu sebai berikut.

a.    Kontruktivisme Peaget
       Kontruktivisme pembelajaran menurut teori ini beranggapan bahwa:
       1)  gambaran mental seseorang dihasilkan pada saat berinteraksi dengan lingkungannya;
       2)  pengetahuan yang diterima oleh seseorang perupakan proses pembinaan diri dan pemaknaan, bukan internalisasi makna dari luar
b.    Kontruktivisme Personal
       Kontruktivisme pembelajaran menurut teori ini beranggapan bahwa:
1)  set mental (Idea) yang dimiliki peserta didik mempengaruhi panca indera dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pembentukan pengetahuan;
       2)  input yang diterima peserta didik tidak memiliki makna yang tepat;
       3)  peserta didik menyimpan input yang diterima kedalam memorinya;
4)  input yang tersimpan dalam memori tersebut dapat digunakan lagi untuk menguji input baru diterima;
       5)  peserta didik memiliki tanggung jawab terhadap apa yang diputuskan.

c.    Kontruktivisme Sosial
Kontruktivisme pembelajaran menurut teori ini beranggapan bahwa:
1)    pengetahuan yang dibentuk peserta didik merupakan hasil interaksi dengan lingkungan social di sekitarnya, dengan demikian bahwa pengetahuan dibina manusi;
2)    pembinaan pengetahuan bersifat personal social;
3)    pembinaan pengetahuan personal adalah perentara sosial, dan pembinaan pengetahuan sosial adalah perentaa personal;
4)    pembinaan pengetahuan sosial merupakan hasil interaksi sosial;
5)    interaksi sosial dengan yang lain adalah sebagai dari personal, pembinaan sosial dan pembinaan pengetahuan bawaan.

d.    Kontruktivisme Radikal
Kontruktivisme pembelajaran menurut teori ini beranggapan bahwa:
       1)  kebenaran tidak diketahui secara mutlak;
2)  ilmu pengetahuan (scientific) hanya dapat diketahui dengan instrument yang tepat;
3)  Konsep ang terjadi adalah hasil yang diperoleh individu setelah melakukan uji coba untuk menggambarkan pengalaman subjektif;
4)  konsep akan berkembang dalam upaya penggambaran fungsi efektif pentang pengalaman subjektif.
Implikasi dari teori konstruktivitas terhadap proses  pembelajaran adalah sebagai berikut.
1.    Pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik, jika peserta didik tidak diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah dengan tingkat pengetahuan yang dimilikinya.
2.    Pada akhir proses pembelajaran, peserta didik memiliki pengetahuan yang berbeda sesuai dengan kemampuannya.
3.    Untuk mengambil keputusan (menilai), peserta didik harus bekerja sama dengan peserta didik lainnya.
4.    Guru harus mengakui bahwa peserta didik membentuk dan menstruktur pengetahuannya berdasarkan modalitas belajar yang dimiliki, seperti bahasa, matematika, music, dan lain-lain.